Apakah praktikum ini memotivasi anda?

Sabtu, 09 Oktober 2010

pembelajaran kimia

PRAKTIKUM KIMIA
A.    Pengaruh Hujan Asam

1.    Tujuan:
Membuktikan pengaruh buruk hujan asam terhadap bangunan

2.    Dasar teori:
    Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Hujan yang normal seharusnya adalah hujan yang tidak membawa zat pencemar dan dengan pH 5,6. Air hujan memang sedikit asam karena H2O yang ada pada air hujan bereaksi dengan CO2 di udara. Reaksi tersebut menghasilkan asam lemah H2CO3 dan terlarut di air hujan. Apabila air hujan tercemar dengan asam-asam kuat, mak pH-nya akan turun dibawah 5,6 maka akan terjadi hujan asam.
    Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.

3.    Alat dan Bahan:
v    Beaker gelas 100 ml        2 buah
v    Kapur tulis            2 batang
v    Larutan cuka            secukupnya
v    Air                 secukupnya
4.    Cara Kerja:
v    Isi salah satu beaker glass dengan cuka sampai ¼ penuh
v    Beaker gelas diisi dengan air sampai ¼ penuh
v    Masukkan sebatang kapur tulis ke dalam setiap gelas
v    Amati dan catat perbedaan reaksi di dalam gelas tersebut
5.    Hasil dan Pembahasan
    Beaker glass 1 yang diisi dengan asam cuka ditambah kapur yang telah digerus menghasilkan gelembung gas, kemudian asam cuka diganti dengan asam HCl gelembung gas yang dihasilkan lebih banyak dengan reaksi sebagai berikut:
HCl + CaCO3 → CaCl2 + H+ + CO3-2
    Kapur semakin larut, apabila hal ini dikaitkan dengan kehidupan     sehari-hari yaitu terjadinya hujan asam. Proses terjadinya hujan asam hampir sama dengan praktikum yang dilakukan dimana air hujan memang sedikit     asam karena H2O yang ada pada air hujan bereaksi dengan CO2 diudara.  Reaksi tersebut menghasilkan asam lemah H2CO3 dan terlarut di air hujan. Apabila air hujan tercemar dengan asam-asam     kuat, maka pH-nya akan turun dibawah 5,6 maka akan terjadi hujan asam.
    Beaker glass 2 yang berisi air ditambah dengan air menghasilkan gelembung gas hanya sedikit, apabila dibandingkan dengan penambahan asam gelumbung yang dihasilkan asam lebih banyak.
6.    Kesimpulan
v    Hujan asam terjadi pada pH dibawah 5,6
v    Kapur menghasilkan gelembung paling banyak apabila ditambah dengan asam kuat, asam lemah, dan air.
B.    Perkaratan

1.    Tujuan
Menunjukkan reaksi yang dapat menghasilkan karat

2.    Dasar Teori
    Korosi dalam istilah sehari-hari kita kenal sebagai peristiwa perkaratan. Korosi ini sebenarnya merupakan peristiwa oksidasi logam oleh gas oksigen yang ada di udara membentuk oksidanya.Proses korosi banyak menimbulkan masalah pada barang-barang yang terbuat dari besi walaupun logam-logam lain (kecuali logam mulia) dapat juga mengalami korosi.Proses perkaratan pada besi dapat berlanjut terus sampai seluruh bagian dari besi hancur. Hal ini disebabkan oksida-oksida besi yang terbentuk pada peristiwa awal korosi akan menjadi katalis (otokatalis) pada peristiwa korosi selanjutnya. Hal itu berbeda dengan peristiwa korosi pada logam Al atau Zn.Logam-logam ini tidak mulia bahkan mempunyai nilai E° lebih kecil dari besi berarti logam-logam ini lebih cepat teroksidasi. Namun oksida Al atau Zn yang terbentuk melekat pada logam bagian dalam dan bersifat melindungi logam dari proses korosi selanjutnya. Oleh sebab itu, logam Al atau Zn tidak akan hancur karena korosi seperti pada logam besi.
    Barang-barang yang terbuat dari besi mudah mengalami korosi karena umumnya bukan terbuat dari besi murni melainkan campuran dengan unsur-unsur lain. Jika logam pencampurnya lebih mulia dari besi, maka besi akan menjadianode yang akan habis teroksidasi secara terus-menerus, sebab paduan logam ini seolah-olah menjadi suatu sel volta yang mengalami hubungan pendek (korslet) oleh badan besiitu sendiri. Peristiwa ini akan lebih cepat terjadi jika barang berada di udara lembap atau terkena air, karena selain uap air, di udara juga terdapat gas-gas lain seperti CO2 atau SO2 yang  dengan air akan membentuk larutan H2CO3 atau H2SO4 yang bersifat elektrolit. Hal ini disebabkan besi tersebur bereaksi dengan asam dan juga udara yang terbuka serta gas-gas pada udara mempengaruhi terjadinya korosi (perkaratan).
3.    Alat dan Bahan
v    Paku seng        : secukupnya
v    Beaker glass 100 ml    : 1 buah
v    Cairan pemutih    : 4 sendok ( 40 ml)
v    Larutan cuka        : 2 sendok (20 ml)
v    Sendok

4.    Cara kerja
v    Masukkan paku seng ke dalam beaker glass
v    Tambahkan larutan pemutih dan cuka
v    Aduk dengan sendok sekitar 5 menit agar reaksi terjadi

5.    Hasil dan pembahasan
    Beaker glass yang berisi paku yang dilapisi seng (paku seng) ditambah dengan larutan pemutih (asam hipoklorit) dan cuka, setelah dicampur kemidian diaduk, maka dihasilkan paku berubah warna menjadi kuning kecoklatan seperti berkarat.
    Jika besi bersinggungan dengan oksigen atau bersinggungan
dengan logam lain dalam lingkungan air akan terjadi sel elektrokimia di mana logam yang memiliki E°red lebih cepat sebagai anode dan E°red yang lebih besar sebagai katode.Logam atau unsur yang berfungsi sebagai anode, karena mengalami reaksi oksidasi, berarti yang mengalami korosi. Besi di udara akan berkarat, besi yang dilapisi seng, maka sengnya yang berkorosi sedangkan besi yang dilapisi timah putih, maka besinya yang mengalami korosi atau perkaratan.
6.    Kesimpulan
    Faktor yang mempengaruhi proses terjadinya korosi adalah air dan udara serta gas- gas pada udara bebas, kemudian dengan penambahan asam juga dapat memicu terjadinya korosi atau perkaratan.

C.    Poster Kimia

1.    Tujuan
Memahami asam sulfat sebagai dehydrator

2.    Dasar teori
    Berdasarkan sifat asam dan basa, larutan dibedakan menjadi tigagolongan yaitu : bersifat asam, basa, dan netral. Sifat larutan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat-zat warnayang menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Caramenentukan senyawa bersifat asam, basa atau netral dapat menggunakankertas lakmus, larutan indikator atau larutan alami. Misal, lakmus merahdan biru. Berikut pengelompokkan jenis indikator asam– basa dalam larutan yang bersifat asam, basa dan netral.
 Lakmus digunakan sebagai indikator asam-basa, sebab lakmus memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
·    Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam ataupun basa.
·    Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara sehingga dapat tahan lama.
·    Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga digunakan dalam bentuk lakmus kertas. Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis lumut kerak.
    Selain menggunakan indikator buatan, dipakai pula indikator alami untuk mengelompokkan bahan-bahan di lingkungan berdasarkan konsep asam, basa, dan garam. Indikator alami, seperti : bunga sepatu, kunyit,kulit manggis,kubis ungu atau jenis bunga-bungaan yang berwarna.Ekstrak bahan-bahan tersebut dapat memberikan warna yang berbedadalam larutan asam dan basa.

3.    Alat dan Bahan
v    Kertas putih ukuran folio    1 lembar
v    Botol semprot            1 buah
v    Kuas kecil            1 buah
v    Larutan asam asetat        50 ml
v    Larutan metil red(MR) 1%   100 ml
v    Larutan dimetilglioksim 1 % 100 ml
v    Larutan NiSO4                          50 ml

4.    Cara Kerja
v    Siapkan larutan metil Red dalam botol semprot dan larutan asam asetat dalam gelas kimia
v    Buatlah tulisan yang diinginkan pada selembar kertas
v    Celupkan kuas ke dalam larutan asam asetat, kemudian oleskan mengikuti tulisan di atas kertas tersebut.
v    Semprotkan larutan metil red 1 % (jaarak penyeprotan dengan kertas jangan terlalu dekat), amati yang terjadi
v    Ulangi percobaan dengan menggunakan fenoftalein.

5.    Hasil dan pembahasan
Tulisan yang dibuat dalam kertas putih dari larutan asam asetat setelah disemprotkan dengan metil red berubah warna menjadi merah dan NaOH menghasilkan warna biru, sedangkan indikator dengan menggunakan  fenoftalein tidak mengalami perubahan warna, sedangkan apabila diganti dengan NaOH larutan tersebut disemprot dengan fenoftalein berubah menjadi warna merah, percobaan ini sering dilakukan untuk permainan seperti sulap, hal ini membuktikan apabila laarutan tersebut (X) tidak disebutkan larutan apa bersifat asam atau basa, apabila dicelupkan dengan indikatro metil Red memberikan warna merah jadi larutan X tersebut merupakan golongan asam.

6.    Kesimpulan
v    Asam + metil Red menghasilkan warna merah
v    Basa + metil Red menghasilkan warna biru
v    Asam + fenoftalein menghasilkan tidak terjadi perubahan warna
v    Basa + fenoftalein menghasilkan warna merah.

D.    Pertempuran Kimia

1.    Tujuan
Memahami reaksi oksidasi zat organic dan memahami peranan katalis pada suatu reaksi kimia

2.    Dasar teori
    Beberapa reaksi kimia dalam kehidupan sehari—hari merupakan reaksi reduksi-oksidasi (reaksi redoks). Misalnya reaksi yang terjadi pada aki dan baterei sebagai sumber energi, penyepuhan logam-logam dan perkaratan besi. Prinsip kerja aki dan baterei yang menghasilkan arus listrik merupakan perubahan energi kimia menjadi energi listrik.
    Pada reaksi redoks, atom aatau ion yang ada mengalami reaksi reduksi dan oksidasi. Atom atau ion yang mengalami reaksi reduksi disebut oksidator sedangkan reaksi yang mengalami oksidasi disebut reduktor.

3.    Alat dan bahan
v    Tabung reaksi        : 1 buah
v    H2SO4            : 2 ml
v    Metanol        : 2 ml
v    KMNO4        : secukupnya

4.    Cara kerja
v    Masukkan dengan hati-hati H2SO4 ke dalam tabung reaksi
v    Masukkan dengan hati-hati metanol melalui dinding tabung
v    Tambahkan Kristal KMNO4
v    Amati yang terjadi

5.    Hasil dan pembahasan
H2SO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambah dengan methanol kemudian ditambah KMNO4 berwarna ungu dihasilkan berupa letupan-letupan dan didalam tabung ada keluar api. Hal ini disebabkan terjadinya reaksi oksidasi methanol oleh asam sulfat dengan bantuan katalis (KMNO4), dengan adanya bantuan katalis mempercepat terjadinya reaksi antara H2SO4 dengan methanol.

6.    Kesimpulan
v    KMNO4 berfungsi sebagai katalis yaitu mempercepat terjadinya reaksi tetapi tidak ikut bereaksi
v    Ledakan timbul karena reaksi oksidasi methanol oleh asam sulfat



E.    Tugu Hitam

1.    Tujuan
Untuk memahami sifat asam sebagai dehidrator.

2.    Dasar teori
    Asam-basa merupakan salah satu sifat zat baik yang berbentuk larutan maupun non pelarut. Asam dan basa penting dalam proses kimia yang terjadi disekitar kita, mulai dari proses industry sampai proses biologi dalam tubuh makhluk hidup, mulai reaksi yang terjadi di laboratorium hingga reaksi yang terjadi di lingkungan sekitar. Dalam industry besar ataupun home industry, banyak proses-proses produksinya atau kualitas produksinya sangat bergantung pada tingkat keasaman atau kebasaan mediumnya. Misalnya pada pembuatan tahu, kualitas pembentukan tahu (proses pengendapan) ditentukan keasaman larutan medianya. Di dalam tubuh kita terdapat system yang sangat rumit yang secara ketat dikendalikan oleh keasaman darah. Ada deviasi sedikit saja tingkat keasaman darah dapat mengakibatkan fatal bahkan kematian, sebab darah menjadi malfungsi akibat tidak dapat mengikat oksigen hasil pernafasan. Dengan demikian, kimia asam basa penting dipelajari disebabkan aplikasinya yang sangat dalam kehidupan sehari-hari.

3.    Alat dan bahan
v    Beaker glass 250 ml        : 1 buah
v    Beaker glass 100 ml        : 1 buah
v    Batang pengaduk        : 1 buah
v    Gula        65 gram
v    H2SO4 pekat    secukupnya
v    Air        secukupnya



4.    Cara kerja
v    Larutkan 65 gram gula dalam 50 ml air hangat
v    Tuangkan asam sulfat (H2SO4) pekat ke dalam larutan gula. Amati yang terjadi.

5.    Hasil dan pembahasan
Larutan gula hangat yang disediakan ditambah dengan H2SO4 setelah beberapa lama larutan gula berubah warna menjadi hitam dank eras seperti batu. Hal ini disebabkanterjadinya reaksi eksoterm yaitu melepaskan kalor. Berdasarkan percobaan diatas fungsi H2SO4 sebagai dehidrator yaitu penyerap air  atau menarik molekul air dari gula dan menyisakan karbon serta terbentuknya gas. dan perbahan warna larutan gula menjadi hitam membuktikan bahwa gula tersebut mengandung karbon.

6.    Kesimpulan
v    Mengalami reaksi eksoterm
v    H2SO4 sebagai dehidrator
v    Gula mengandung kaarbon

F.    Pembuatan Sabun Cair

1.    Tujuan
Menerapkan ilmu kimia ke dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki nilai ekonomis

2.    Cara kerja
v    SLS dilarutkan kedalam 5 liter air. Aduk sehingga merata
v    STTP masukkan kedalam 1 liter air. Aduk sehingga merata
v    Garam larutkan kedalam 1 liter air. Aduk sehingga merata
v    Larutkan pewarna dalam 400 ml air
v    Semua bahan 1 dan 2 dicampurkan sambil diaduk
v    Tambahkan larutan garam 3 sambil diaduk sampai merata
v    Biarkan busa yang terbentuk lalu masukkan dalam kemasan

3.    Hasil dan pembahasan
    Bahan-bahan yang telah dicampur dan diaduk secara homogeny menghasilkan busa (buih) kemudian dimasukkan kedalam wadah yang disediakan dan siap untuk digunakan. Sabun adalah garam alkali dari asam lemah, suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air, karena itu maka sabun dalam air bersifat basa.
    Jika suatu larutan sabun dalam air dikocok dengan udara maka akan membuih. Peristiwa ini tidak terjadi dengan air sadah. Dalam air sadah, sabun baru berbuih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air itu mengendap semuanya. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini tidak disebabkan oleh larutannya yang bersifat basa, melainkan disebabkan proses kimia koloid, dalam sabun ada sifat hidrofob dan hidrofil.

4.    Kesimpulan
v    Sabun merupakan sistem koloid
v    Sabun merupakan contoh basa
v    Sabun ada sifat hidrofob dan hidrofil

G.    Kristalisasi
1.    Tujuan
Pemurnian garam dapur secara kristalisasi melalui penguapan

2.    Dasar teori
    Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat. Karakter proses kristalisasi ditentukan oleh termodinamika dan faktor kinetik, yang bisa membuat proses ini sangat bervariasi dan sulit dikontrol. Faktor-faktor seperti tingkat ketidakmurnian, metoda penyamburan, desain wadah, dan profil pendinginan bisa berpengaruh besar terhadap ukuran, jumlah dan bentuk kristal yang dihasilkan.

3.    Alat dan bahan
v    Garam dapur
v    Air
v    Cawan
v    Bunsen
v    CaO
v    Ba(OH)2
v    (NH­4)2CO3
v    HCl

4.    Cara kerja
    Larutan garam dapur ditimbang kemudian tambahkkan CaO, Ba(OH)2,      (NH­4)2CO3, HCl setelah dicampur diuapkan,

5.    Hasil dan pembahasan
    Larutan garam dapur ditimbang kemudian tambahkkan CaO, Ba(OH)2,  (NH­4)2CO3, HCl setelah dicampur diuapkan, maka akan diperoleh Kristal garam yaitu NaCl yang beratnya lebih ringan dibandingkan sewaktu masih dalam bentuk larutan. Metode ini dilakukan pada dasarnya mempertimbangkan perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan pengotornya dalam pelarut tertentu jika mungkin dalam pelarut tambahan yang lain hanya melarutkan zat-zat pengotor saja. 
    Garam dapur mengandung komponen utama natrium klorida dengan berbagai pengotor yang umum yaitu ion-ion Ca+2, Mg+2, Al+3, SO4-2, I-, dan Br-, yang kesumanya mudah larut. Hal ini yang menyebaabkan sering sekali didapatkan garam dapur yang diperdagangkan tidak berwarna putih bersih karena masih banyak pengotornya.

6.    Kesimpulan
v    Komponen utama garan adalah naatrium dan klorida
v    Zat pengotor dari garam dapur mudah larut dalam air
v    Kristalisasi berfungsi untuk memurnikan garam dapur dari zat pengotor.